popo

"saat kita berpisah, kau genggam erat tangan ku, ....."

radio transistor buruk itu berhenti berbunyi. lampu led merah tidak menyala. malam kembali sunyi. Popo bangun dari lantai papan. bersila menghadap radio transistor itu. ditepuk-dua tiga kali radio itu. haram jadah tidak berbunyi. bateri dikeluarkan dan terus dicampakkan ke tengah-tengah sungai pahang.

sebuah bot mudik ke hulu. rumah rakit itu teroleng-oleng di pukul gelombang.

popo baring kembali. dia menangis. tangisnya ditekan-tekan di dalam hati. supaya tiada siapa yang dapat mendengar.

"popo, popo, jom balik nak, nanti abah beli lai ci kang kat pasar malam." suara parau memanggil popo dari tebing sungai pahang.

"popo nangis pun tak guna, dah takdir Tompok nak mati hari ni, mari balik nak" ini suara ibunya pula memujuk.

popo bangun perlahan-lahan. air mata yang bersisa diseka dengan lengan baju tidur gambar ben 10. popo nampak bulan pada perut langit. dalam imaginasi popo, popo tengah nampak tompok berlari-lari riang dengan neil armstrong dekat permukaan bulan, main tuju selipar. tersedu-sedu popo tahan diri dari menangis lagi.

ayah popo cempung popo. mak popo kesat muka popo pakai tuala good morning.

"alangkah indahnya bulan malam ni," bisik popo.